Pendidikanterbaik di dunia? Bukan Harvard, bukan Amerika, juga bukan Inggris, apalagi
Indonesia - melainkan Finlandia, negeri yang paling tidak korup di muka bumi
ini. Hebatnya, Finlandia tak cuma jagoan mendidik anak-anak "normal,"
tapi juga unggul dalam pendidikan bagi anak-anak yang lemah mental. Pendek
kata, Finlandia berhasil membuat seluruh anak didiknya cerdas - tak peduli yang
normal atau yang lemah mental.
Finlandia
mengalahkan 40 negara lain di dunia berdasar survei PISA yang dilakukan oleh
OECD tahun 2003. Tes komprehensif dilakukan melalui pengukuran kemampuan
mathematics, reading, science, dan problem solving yang nantinya ditujukan
untuk peningkatan kualitas sistem pendidikan.
Di Finlandia untuk menjadi guru jauh
lebih ketat persaingannya ketimbang melamar Fakultas Hukum atau Kedokteran.
Guru juga diberi kebebasan dalam kurikulum, text-book, hingga metode pengajaran
dan evaluasi.
Amerika Serikat sendiri berada jauh
dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya
sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya
Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya.
Di
Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya
dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada
para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting.
Salah
satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal
ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.
Sistem
inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan
negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil
mengelola pendidikan nasionalnya.
Fantastiknya,
dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah
melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian
semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air.
Evaluasi
belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun.
Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya
sendiri.
Jadi
jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar
terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan
ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar.
Jadi,
di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan
berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah
dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas.
Di
Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik
pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji
mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru
mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7
pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke
fakultas hukum atau kedokteran!
Jika
negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian
yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa
ujian dan testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu
banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata
lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia.
Pada
usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di
perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa
diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.
Siswa
didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri
informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel.
Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan
mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.
Kelompok
siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat
Finlandia sukses.
Berdasarkan
penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa
yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD.
Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan
untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan
prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan
tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian
datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan
tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.
Para
guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka,
jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat
siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar.
Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta
membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa
lainnya.
Setiap
siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya
membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap
terbaik di kelasnya.
Beberapa hal yang mungkin bisa
ditiru, dari sistem pendidikan yang ada di Finladia, diantaranya :
1. Anak Finlandia tidak memulai sekolah
sampai usia mereka 7 Thn. ( Bandingkan dengan para orangtua di Indonesia justru
bangga anaknya sekolah pada usia dibawah usia 7 tahun. bahkan dengan beben
pembelajaran yang berat.)
2.
Tidak di bebani Ujian dan PR, sampai
menjelang usia mereka remaja.
3. Anak-anak tidak diukur sama sekali
selama enam tahun pertama pendidikan mereka. ( Pada sistem pendidikan kita , Murid
SD sampai stress karena sering ditakuti Pihak sekolah, dengan seabreg Ujian,
Padahal terkadang anak sering tidak diajar )
4. Hanya ada satu tes standar wajib di
Finlandia, yang diambil ketika anak-anak berusia 16 Tahun. ( Bandingkan dengan
sistem ujian ujian di SMP dan SMA, Ditambah UN, bukan saja membuat
Lembaga pendidikan tidak jujur, Anak hanya dihargai Otaknya saja, Minus bakat
dan Minat,)
5. Tidak ada Kelas Unggulan,semua
kemampuan berada pada kelas yang sama. Dan terbukti akhirnya RSBI /RSI di
indonesia oleh MK dicabut keberadaanya, karena akan tercipta kasta kasta baru
dalam dunia pendidikan.
6. Finlandia menghabiskan sekitar 30
persen lebih untuk biaya pendidikan per siswa mengungguli Amerika
Serikat.
7. 30 persen anak-anak menerima bantuan
tambahan selama sembilan tahun pertama mereka sekolah.
8. Kelas sains maksimal 16 siswa
sehingga mereka dapat melakukan eksperimen praktis dalam setiap kelas.
9. Siswa SD mendapatkan 75 menit dari istirahat
sehari di Finlandia dibandingkan rata-rata 27 menit di Amerika Serikat..
10.
Guru hanya menghabiskan 4 jam sehari
di dalam kelas, dan mengambil 2 jam seminggu untuk “pengembangan profesional.”
11.
Finlandia memiliki jumlah guru
sebanyak di New York City, namun siswa jauh lebih sedikit. Dengan
perbandingan 600.000 siswa di finlandia dengan 1,1 juta di NYC.